Bintang Tertua di Semesta Berhasil Ditemukan
Proyek ilmuwan TAU berhasil mengungkap sejumlah besar supernova di Subaru Deep Field. Di sana, terdapat 150 bintang meledak dan dari semua supernova itu, 12 di antaranya diketahui paling kuno dan paling jauh.
Supernova membuka jendela pada sejarah elemen di tabel periodik Bumi serta sejarah semesta. Ledakan paling kuno memiliki yang jaraknya cukup jauh ini membuat sinarnya baru sampai ke Bumi saat ini.
Ledakan semacam ini biasanya sulit ditemukan. Namun, berkat Japanese Subaru Telescope di puncak gunung api Mauna Kea, Hawaii, tim berhasil mengatasi beberapa rintangan dan menemukannya.
Mengarahkan teleskop pada Subaru Deep Field, cahaya samar galaksi paling jauh serta supernova terkumpul selama beberapa malam membentuk paparan panjang dan dalam disana. Supernova merupakan ‘pabrik elemen’ alami yang menyediakan bahan mentah untuk generasi baru bintang dan planet.
Profesor Dan Maoz dari TAU mengatakan, “Elemen ini merupakan atom yang membentuk tanah, tubuh manusia, dan besi yang ada dalam darah manusia”.
Bintang Berawal dari 'Sarang Ular'
Profesor Bryan Gaensler dari University of Sydney, Australia, mengaku, foto ini mejadi foto pertama setelah bertahun-tahun berupaya mendapat gambar turbulensi gas yang menyerupai sarang ular ini.
Menurut hasil studi yang diterbitkan di Nature, turbulensi ini merupakan pembuat medan magnet, pembantu terbentuknya bintang serta penyebar panas dari ledakan supernova di galaksi.
Gaensler dan tim mempelajari wilayah galaksi yang jaraknya 10 ribu tahun cahaya di selatan rasi bintang Norma. Tim ini menggunakan Telescope Compact Array untuk ‘memantau’ gelombang radio dari Bima Sakti.
Saat gelombang berjalan melewati gas di antar bintang, polarisasi yang ada sedikit berubah dan astronom pun mampu ‘melihat’ gas berputar untuk pertama kalinya. Temuan ini membantu tim ini mempelajari mengapa bintang terbentuk.
“Kini kami berencana mempelajari turbulensi di seluruh Bima Sakti untuk membantu memahami mengapa beberapa bagian galaksi lebih panas disbanding lainnya dan mengapa bintang terbentuk di saat dan tempat tertentu,” ujar Gaensler
'Bintang Bisa Musnahkan Kehidupan di Bumi'
ledakan yang berupa semburan sinar gamma ini terjadi saat ada dua bintang bertabrakan. Saat itu terjadi, ledakan akan melepaskan radiasi sinar gamma berenergi tinggi ke luar angkasa.Ilmuwan yakin, ledakan ini ikut andil dalam kepunahan yang sempat terjadi di Bumi.
Menurut ilmuwan, ledakan ini akan menipiskan lapisan ozon Bumi. Brian Thomas dari Washburn University di Topeka, Kansa, mengatakan, “Semburan sinar gamma pendek ini bisa lebih signifikan disbanding sinar gamma panjang”.
Durasi semburan ini tidaklah sepenting jumlah radiasi yang muncul, lanjutnya.
Menurut hasil riset yang dipresentasikan di pertemuan tahunan Geological of America ini mengungkap, untuk pertama kalinya ilmuwan berhasil menghubungkan waktu sinar gamma ini menyembur dengan kepunahan yang terjadi di Bumi melalui rekaman fosil.
Menurut peneliti, tabrakan bintang semacam ini bisa terjadi tiap 100 juta tahun di galaksi. Artinya, Bumi bisa jadi terkena dampaknya untuk beberapa kali dalam sejarahnya.
Menurut ilmuwan, ledakan ini akan menipiskan lapisan ozon Bumi. Brian Thomas dari Washburn University di Topeka, Kansa, mengatakan, “Semburan sinar gamma pendek ini bisa lebih signifikan disbanding sinar gamma panjang”.
Durasi semburan ini tidaklah sepenting jumlah radiasi yang muncul, lanjutnya.
Menurut hasil riset yang dipresentasikan di pertemuan tahunan Geological of America ini mengungkap, untuk pertama kalinya ilmuwan berhasil menghubungkan waktu sinar gamma ini menyembur dengan kepunahan yang terjadi di Bumi melalui rekaman fosil.
Menurut peneliti, tabrakan bintang semacam ini bisa terjadi tiap 100 juta tahun di galaksi. Artinya, Bumi bisa jadi terkena dampaknya untuk beberapa kali dalam sejarahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar